Nyatanya kita sering sok-tahu, padahal tak tahu apa-apa.
Merasa benar, padahal tidak pernah benar-benar merasa.
Sama halnya dengan merasa pintar, sejatinya tidak pintar dalam “merasa”.
Ada banyak rencana yang seseorang rancang, termasuk tidak merencanakan apa-apa. Jika apa yang terjadi tidak sesuai rencana, apakah itu dikatan gagal? Gagal di mata kita, berdasarkan standar yang kita buat, iya. Itu gagal. Tapi, apakah benar bahwa kita benar-benar tahu apa yang diri kita butuhkan? Jika iya, maka kosakata “gagal” tidak akan pernah ada, yang ada adalah “ Tuhan sedang membimbing kita dengan caranya” karena boleh jadi cara dan posisi/tujuan yang ingin kita raih tidak tepat dengan diri kita yang sebenarnya.
Lalu kenapa kita merasa sakit ketika ‘gagal’? karena kita sok tahu dengan apa-apa yang dianggap baik untuk diri kita.
Pepatah bilang : “Kebijaksanaan lahir dari pengalaman dan pemahaman”, maka bersyukurlah ketika ada begitu banyak pengalaman yang tidak begitu kita inginkan. Baca lebih lanjut